Beranda · Berita · Opini · Sastra · Galeri

Balada Tanah Bongkor

Tuhan menciptakan langit berwarna oranye bukan tanpa alasan 
Tuhan menciptakan gunung tinggi – tinggi juga bukan tanpa alasan 
Tuhan menghidupkan dan memberi nyawa pada yang hidup juga bukan tanpa alasan 
Dan Lagi,lagi Tuhan menumbuhkan jagung yang tinggi - tinggi di tanah bongkoran juga buka tanpa alasan
Jika kuingat bagaimana saat itu para tetuah berbondong-bondong membabat pepohon yang akarnya julang – menjulang ke langit lalu dibentuk menjadi sebuah jalan 
Siapa yang mau melirik dan tertarik ?
Pada tanah yang bergelunjal dengan batu sebesar kepalan tangan raksasa
Siapa yang berani menjamah ?
Pada hutan yang bisa saja mendatangkan maut karena binantang buas bersarang di dalamnya 
Siapa yang sudi menampahkan kenyamaan ?
Pada tanah yang selalu diterpakan angin – angin yang buta waktu
Ya muqollibal qulub... 
Siapa sangka kesengsaraan yang ada terbabat dan terganti oleh tanah surga yang dibentuk oleh tangan Tuhan melalui manusia – manusia bongkor kala itu
Tanah bongkor ini tuan mendatangkan beribu – ribu berkah
Jagung,tembakau,labu, dan apapun itu dapat tumbuh dan mendatangkan rejeki bagi kami tuan 
Disini tuan kami tak payah memusingkan apa yang akan kami isi pada perut kami
Kami makan dari apa yang kami tanam
Sungguh kesejahteraan itu nyata tuan
Ya waliyu.... ya haqqu....
Sayang seribu sayang kami tak pandai mengerti pada maksud baik yang berujung perengutan kesejahteraan
Kami hanya tahu memupuk dan membersikan tai sapi
Kami terlalu miskin pengetahuan untuk mengerti kalimat – kalimat yang disusun oleh oligarki
Untuk itu kami percaya pada orang yang mengaku memberikan jalan pengetahuan pada kalimat tersebut
Nyatanya jempol sudah tertancap sebagai tanda persetujuan dan disaat itulah tangis mulai tergema pada tanah kami
Ya rahman ya rahim 
Sungguh kami hanya takut pada Tuhan yang memberi nyawa
Bukan pada setan – setan tanah 
Bukan pada setan yang datang hanya untung merusak tanaman kami
Tuan tanaman yang Anda tendang – tendang adalah berkah Tuhan 
Tuan jika jika jagung kami yang mati
Maka hilang sudah separuh kehidupan kami
Tuan kami bukan binatang
Yang kau adu dengan saudara kami sendiri
“Hey petani bawa semua jagungmu 
Atau ku limbas dari akar hingga nyawamu”
Begitu terus intimidasimu 
Semakin kami melawan maka semakin kuat siksaan yang kau berikan
Mbreg mbreg..
Usai sudah waktu tidur kami kau tenteng kami dengan tuduhan kriminalisasi atas kami sendiri
Tuan jika pistol dan bego mampu membuat kami menciut
Maka kami memiliki kentongan yang mampu membangkitkan keberanian kami
Sekali pukul tong tong tong tong tong
Maka rapat sudah barisan kami
Kami ini tawon endas tuan 
Tuan sakiti setitik saja tanah kami, maka barisan kami siap menyengat hingga pistolmu mungkin berbalik melemahkan tuan sendiri
Persetan atas perselingkuhan oligarki denganmu tuan 
Tapi perjuangan warga tidak pernah gentar dan goyah
Tanah ini selamanya milik kami warga bongkoran 
Milik tetuah yang mewariskan untuk ditanami padi bukan hanya randu yang hasilnya hanya untuk membuncitkan perutmu saja tuan
Kami siap mati untuk menjaga tanah kami dari iblis penjilat tanah macam tuan

0 Response to "Balada Tanah Bongkor"

Posting Komentar