Sejarah Penghianatan Sengkuni Harus Diabadikan dan Diceritakan

SAhaBatku, cerita tentang penghianatan politik di negeri Indonesia seakan tak ada habis – habisnya. Dari masa ke masa, dari masa raja – raja feodalisme sampai masa oligarki dan bahkan sampai di masa sekarang ini selalu hadir dengan wajah yang berbeda namun memiliki sifat yang sama. Memang politik itu susah ditebak, , namun perilaku politik itu terkadang mudah ditebak. Seperti gejala persekongkolan, gejala ambisi, gejala hasutan dan sebagainya dengan mudah mampu ditafsirkan oleh para analis kemana arah akhir ceritanya. 
Cerita tentang penghianatan adalah cerita tentang membuka simpul kesetiaan terhadap komitmen Bersama. Politik bisa jadi menghalalkan segala cara karena kepentingan yang tidak ada habisnya dan selalu berubah – ubah. Namun dibalik semua itu, komitmen harus tetap dipelihara. Karena hal tersebut merupakan moral dan kesantunan. Bahkan komitmen terhadap lawan politik sekalipun. Kalaupun ingin menggagalkan komitmen yang sudah disepakati sebelumnya, maka harus mencabut komitmen tersebut dengan membicarakannya Bersama. sebab moral dan kesantunan adalah karakter peradaban luhur, baik sebelum maupun sesudah ilmu politik ada.
Sengkuni mungkin tokoh paling licik dalam kisah mahabarata. Ketika ia mengasuh 100 orang anak – anak kurawa, sepanjang hidup yang dilakukannya adalah menumbuhkan kebencian terhadap pandawa. Ia sering meracuni pikiran seseorang untuk melancarkan kepentingan serta nafsunya. Bahkan karena dahsyatnya hasutan sengkuni, ia sanggup memancing emosi dan menjebak pandawa untuk menggadaikan drupadi, istri pandawa, untuk dinikmati oleh para kurawa dalam arena bale sigala – gala yang pada akhirnya memicu perang terbesar, barathayuda.
Sengkuni adalah personifikasi manusia yang penuh kelicikan, kebusukan, kejahatan serta antagonis sejati. Ia tangkas dan pandai bicara serta banyak akal. Dalam setiap kondisi ia selalu memposisikan diri sebagai orang yang teraniaya atau terzolimi, dan itu dimanfaatkannya untuk menghasut, memfitnah serta mencelakakan orang lain. Karena hal tersebut, ia menjadi acuan dalam karakter terburuk dalam kebudayaan tradisional. Setiap orang pasti rendah martabatnya, pasti buruk moral dan etikanya ketika ia dicap atau dipersonifikasikan sebagai tipikal sengkuni.
Dalam Sejarah organisasi, peran – peran sengkuni itu juga sering terjadi. Berapa banyak organisasi yang sedang tumbuh dan besar lalu menjadi rusak karena penghianatan – penghianatan itu. Maka dari itu, kita tidak boleh melupakan setiap Sejarah yang terjadi dalam dinamika organisasi, karena dari situlah kita akan belajar untuk menjadi tumbuh besar dan maju. Kita tidak boleh lupa terhadap kebiadaban sosok sengkuni yang setiap saat bisa melancarkan fitnah keji, perilaku licik serta propaganda busuk hanya demi untuk kepentingan hawa nafsu dan golongannya.
Prinsip hidup sengkuni yang sangat biadab membuat saya harus mengernyitkan dahi ketika saya memikirkan sosok sengkuni tersebut. Bagaimana tidak mengernyitkan dahi jika mengigat begitu busuknya sifat dan apa yang telah dilakukan sengkuni tersebut.
Sengkuni memang pintar dan cerdik, tapi dia merupakan sosok gendut yang kolot dan jadul, dia lupa jika dimasa sekarang ini adalah masa dimana segalanya akan tercatat dan bisa ditelusuri dengan mudah. Karena itu, semua Sejarah harus dicatat, Sejarah penghianatan harus diabadikan dan diceritakan. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sejarah Penghianatan Sengkuni Harus Diabadikan dan Diceritakan"

Posting Komentar